NGOMONGIN SOAL HOAX DI INTERNET

Sekarang ini, banyak dijumpai banyak informasi mengenai banyak hal dalam sekali pandangan,  sekali klik, sekali swipe dan sebagainya. Informasi menyebar tanpa kendali seiring dengan banyaknya media yang digunakan untuk menyediakan informasi dan pembagi informasi.

Penyedia informasi dalam dunia internet bisa jadi akun resmi berita  di televisi, koran maupun spesialis media internet seperti detik, kumparan dan lain lain yang berlomba lomba menggunakan internet dan jejaring sosial sebagai penyalur informasi aktual dan akurat kepada publik.

Kini, bukan hanya akun resmi "media" saja yang melakukan distribusi informasi, bahkan peroranganpun bisa melakukannya. Melalui jejaring sosial Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya, setiap orang dapat mengupdate mengenai kehidupan sehari harinya melalui status yang dibagikan. Namun lagi lagi bahkan banyak kita jumpai akun tidak resmi/akun perorangan yang memanfaatkannya bukan untuk berbagi mengenai kehidupan keseharian, akan tetapi mereka amat sangat khusyuk membagikan informasi agama, pendidikan, politik,budaya dan lain lain bertebaran di jejaring sosial. Itu faktanya.

Tidak ada yang salah dengan pembuatan akun demikian, namun sebagai pembaca atau pengikut akun tersebut, kita harus lebih cerdas. Karena informasi yang dibagikan belum tentu benar dan akun demikian akan menjadi salah jika membawa pengaruh buruk ketika informasi yang dibagikan adalah 
hoax belaka. 
 
Baru-baru ini publik dihebohkan dengan tertangkapnya beberapa admin akun yang tergabung dalam jaringan Sara*en penebar hoax di internet. Nah, poinnya disini, kita harus cerdas, dan tidak asal memakan informasi yang beredar, minimal lihat referensi lain pada akun berita resmi ataupun sumber resmi yang capable mengenai hal tersebut. Dengan adanya smartphone harusnya kita  tak kalah pintar dari telepon genggam kita, bukan?

Namun faktanya, tidak semua orang bisa lebih pintar dari telepon genggamnya. Beberapa ada yang langsung percaya terhadap suatu berita dan tanpa basa- basi langsung membagikannya melalui fitur share atau aplikasi repost di internet. Contoh sederhana yang tidak banyak orang sadari adalah, ketika kita memencet "like" pada sebuah postingan di instagram, maka postingan tersebut bisa jadi akan muncul di tab explore akun teman kita yang lain. Ketika berita itu tersebar berantai, akibat yang ditimbulkan bisa jadi "percaya yang berantai". Itu yang dihindari.

Sore tadi saya baru saja membaca berita di salahsatu portal berita, coba klik http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-38074272?SThisFB , dan berita ini membuat saya teringat mengenai postingan beberapa akun yang muncul ketika saya membuka tab explore di instagram. Awalnya saya berpikir bahwa informasi yang dibagikan akun - akun tersebut memang benar, tapi akhirnya saya mencari tahu kembali, dan pikiran awal saya tadi terpatahkan.

Ini adalah contoh kecil dan amat sangat sering terjadi didalam keseharian kita. Membaca banyak berita bisa membuat kita banyak tahu, tapi membaca banyak berita hoax bisa membuat kita terlihat bodoh. Pelajaran penting khususnya bagi diri saya sendiri untuk memanfaatkan jari sebaik mungkin, untuk mengklik berita pada sumber terpercaya. Bukan persoalan hal ini saja, namun untuk semua hal.
Hal ini mungkin terlihat remeh bagi beberapa orang, namun akibat yang ditimbulkan bisa jadi lebih besar.

Komentar

Postingan Populer