SI MAHLUK PRAKTIS

Seperti judulnya, kali ini saya mau cerita sedikit soal kepraktisan hidup manusia zaman ini. Manusia dari generasi ke generasi selalu melakukan inovasi terbaru, dalam dunia teknologi sampai ke dunia kedemenan para ibu-ibu, yaitu inovasi perbumbuan. Karena blog ini terlalu serius, saya tidak mungkin bahal soal teknologi transportasi ataupun teknologi pernukliran. Sekarang saya akan membahas hal yang keliatan remeh bagi sebagian orang. Coba baca dulu.

Sebagai seorang perempuan yang sedang mencoba kreatif dan amat sangat hobi nongkrong di dapur untuk memasak dan bereksperimen membuat menu absurd, saya cukup sering mengunjungi pasar untuk berbelanja sayuran tentunya. Terkadang saya juga membeli beberapa rempah rempah sesuai kebutuhan menu yang akan dimasak. 

Saya cukup terkejut ketika melihat ke deretan bumbu instan sachet yang digantung secara berentengan dan amat sangat rapi seperti jemuran di hampir semua lapak tukang sayur. Saya pikir bumbu instan hanya mentok di bumbu nasi goreng, kunyit, pala bubuk, kunyit bubuk, atau merica bubuk saja. Tapi sekarang, bahkan bubuk bawang merah dan bawang putih pun tersedia dalam bentuk sachet, dalam bentuk extract/bubuk. Apa cuma saya saja yang baru tau hal ini? Bisa jadi hal ini sudah lama ada, namun saya saja yang baru sadar.

Sudah semalas itukah ibu-ibu dirumah?  Sampai mengiris bawang saja sudah tidak sanggup? Tapi lagi-lagi, suatu produk dibuat karena ada target marketnya, untuk apa dan siapanya. Dan produk itu bisa bertahan di pasaran karena adanya konsumen/pengguna/demand pada produk tersebut. Oke, kita bahas soal bawang merah sachet ini ya.

Saya mencoba mengert dan memahamii, bahwa bisa saja pikiran beberapa orang bisa jadi seperti ini, harga bawang  selalu naik turun di pasaran, apalagi menjelang hari raya, mending beli sachetan karena harganya lebih murah dan harganya stagnan. Alasan lain,bumbu sachet lebih praktis dan higienis. Bisa jadi juga mengiris bawang bisa membuat mata meronta-ronta, atau ada tagline bawang merah sachetan "bikin numis gak pake nangis", mengupas bawang meninggalkan aroma tidak enak di tangan dan sekujur badan, sampai pada harga parfum mahal. Alasan ini cukup? Oh masih belum ternyata.

Ada banyak alasan untuk pindah ke bawang merah sachet, alasan yang juga mendukung bisa jadi karena memblender  bawang merah akan banyak memakan waktu dan boros listrik atau mengulek bawang sangat melelahkan sehingga beberapa orang beralih ke bumbu bawang merah sachet yang jauh lebih praktis dan hemat waktu. Apakah ini ada hubungannya bahwa waktu dipercaya sebagai uang bagi sebagain orang? Bisa jadi. Toh manusia sekarang ini dituntut oleh semesta untuk cepat dan hidup efektif. Karena bisa jadi ngulek bawang putih adalah hal yang tidak efisien dan membuang banyak waktu.

Ya, dari hal ini kita bisa sedikit mengambil kesimpulan. Dunia ini masih sama, namun pergerakan manusia berubah setiap detiknya. kita bisa saja memegang hal yang bernama sama tapi dalam bentuk yang berbeda. Kita bisa saja menyamakan hal yang sejatinya berbeda.

Semua orang ingin waktunya lebih efisien dan bisa melakukan banyak hal dalam waktu singkat. Persoalan waktu inilah yang menjadi fokus banyak orang di muka bumi ini. Semua orang ingin berpikir cepat, bekerja cepat, kendaraan cepat, masak memasak lebih cepat dan biaya yang dikeluarkan lebih hemat. Masuk akal. 

Banyak proses dalam banyak hal yang sengaja di cut/skip bahkan dirangkap untuk mempersingkat segalanya. Apakah dengan cara seperti itu kita semua akan berganti menjadi seperti orang kebanyakan? Akankah kepraktisan akan membunuh proses kita dalam banyak hal? 

Jawabannya bisa iya namun bisa juga tidak. Namun seyogyanya kita harus peka terhadap perubahan. Segala hal jika kita lihat dari berbagai sudut pandang bisa membuat kita sejenak berpikir bahkan kadang secara tidak sengaja menjadi bijaksana. Terkadang. 

Bukankah setiap orang punya proses masing masing? Jangan takut kemodernan seseorang mengancam kejadulan kita,  jangan takut keinstanan mengancam ketelatenan kita,  jangan takut kepraktisan mengancam sudut pandang kita. Hidup memang terkadang tergantung selera, yang saya yakini, dunia ini tidak akan mengizinkan kita manusia memiliki selera yang sama. Akan selalu ada celah untuk berbeda.

Waktu bisa saja kita efisienkan, makanan bisa saja kita instankan. Waktu yang terkesan berjalan lambat, tetap dinamakan bergerak. Makanan yang dibuat rumit, tidak membuat kita malas makan, bukan? 

Oiya beberapa waktu lalu saya sempat foto bubuk bawang tersebut, tapi ternyata hasilnya blur dan hal itu saya baru saya sadari saat sampai di rumah. Berikut saya cantumkan gambar bubuk instan bawang putih yang saya dapat dari blog jual bumbu instan.
sumber di watermark foto

Komentar

Postingan Populer