OLEH-OLEH DARI SEMINAR MARITIM 2014
Bulan September
lalu adalah bulan dimana kegiatan ngampus sungguh sangat garing. Datang ke
kampus cuman nungguin dosen untuk ujian komfrehensif, tapi gak pernah
ketemu-ketemu juga sama dosennya. Betein banget pokoknya. disaat bete sampe ubun-ubun, datanglah Irvan
dan Qudra, dua lelaki feminin sejagat UIN dengan membawa sebongkah tawaran menggiurkan. Mereka
menawarkan saya untuk ikut dalam seminar nasional maritim 2014 di Bantaeng. Mereka tahu banget kalo saya paling
seneng kalau diajak jalan-jalan tanpa mempertimbangkan bahwa itu bukan bidang
kami yang kekomunikasi-komunikasian dan tanpa babibubebe lagi, saya memutuskan
untuk ikut seminar tersebut dengan mendaftarkan diri secara online. Voilaaa…segitunya.
Datang ke
seminar jelas bukan hobi saya, apalagi seminar yang gak berhubungan dengan
bidang saya (emang bidangku apasih?). Yak, jadi datang ke seminar itu hanya
modus belaka, karena tujuan terselubung saya adalah jalan-jalan, berhubung
Irvan dan Qudra terlanjur
mengiming-imingi saya pemandangan indah di Bantaeng,
tentu bikin saya jadi banjir iler. Namanya juga seminar maritim, sudah tentu
akan membahas mengenai laut dan potensi kemaritiman di Indonesia. Namun,
setelah saya pikir-pikir mungkin ini akan ada gunanya, setidaknya saya lumayan sering
pergi ke pantai buat jalan-jalan, sapatau dapat inspirasi keren dari sana. Klik ini dulu ya
Yessss...Selama seminar
berlangsung, saya kelelat kelelet karena gak tahan duduk lama-lama, ngantuk dan
bete menghinggapi, mau online hape keburu lowbatt karena seminar dijadwalkan
berlangsung dari pagi hingga hampir tengah malam, ((((bokongku))))). Annas,
sahabat jalan-jalan saya yang berada di barisan sebelah ternyata juga sama
betenya, powerbank sudah kehabisan daya, pemateri casciscus terdengar sangat
teoritis bikin mata terkikis. Padahal ya si Annas ini anak lingkungan yang
harusnya fokus mendengarkan materi demi kemaslahatan lingkungan pesisir pantai
Indonesia, dia malah tidur manja dengan senderan di bangku yang ada didepannya
#elah
Saat
seminar, saya lebih banyak ngobrol random dengan Irvan dan Qudra, gambar-gambarin
tangan pake spidol saking gak ada kerjaaanya, ngambil voucher trans studio dari Koran yang
dibagikan, ngambil makanan berkali-kali saking betenya. Tapi tapi…saya pulang tidak dengan otak
kosong pemirsa, karena saya kadang-kadang juga mendengarkan para professor yang
memberikan materi di depan sana. Tahu apa yang saya dapatkan? Gak banyak, hanya
sedikit.
Yes, Indonesia
ini sebenernya kaya banget, sebagian besar wilayah Indonesia adalah wilayah
perairan. Banyak banget orang-orang yang hidupnya bergantung pada laut,
contohnya nelayan termasuk kita juga yang doyan makan ikan. Saya baru saja googling tentang jumlah nelayan di Indonesia,
dan ternyata menunjukkan hasil yang fantastis (gugling deh). Banyak banget nelayan di
Indonesia, hal ini didukung oleh luas garis pantai Indonesia yang memiliki
panjang 95.181 km2, luas kan? Tapi kalian pernah gak sih datang atau sekedar
lewat di wilayah pesisir pantai atau ke pulau-pulau? Rata-rata wilayah pesisir
pantai dan pulau adalah wilayah yang agak ‘kumuh’, sampah bertebaran dimana-mana, susah banget buat nyari WC, kadang
saya mikir apa orang disini kalau buang air harus nyemplung kelaut atau harus
ditimbun pake pasir? Sungguh ironis, bahwa perairan di Indonesia memiliki
potensi yang luar biasa, dari mulai hasil laut berupa ikan yang melimpah,
rumput laut dan wisata bahari yang seharusnya digenjot demi memakmurkan wilayah
pesisir dan kepulauan.
Sekarang saya
mikir, dengan garis pantai yang maha panjang dan dengan jumlah nelayan yang
sangat bejibun kenapa di wilayah pesisir masih banyak keluarga yang tidak
mampu? Menurut informasi yang saya
dengar saat seminar, banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah malah
membantu kedua orangtuanya untuk mencari ikan atau memanen rumput laut. Tidak
ada yang salah dengan seorang anak yang lebih memilih membantu orang tuanya
ketimbang sekolah. Namun menurut saya hal itu tidaklah baik untuk perkembangan
anak di wilayah pesisir pantai, harusnya mereka bisa bersekolah tinggi sehingga
bisa memajukan wilayah pesisir pantai dengan ide keren mereka. Sapatau selepas
lulus kuliah, mereka bisa jadi juragan di kampungnya atau malah jadi kepala
dinas kemaritiman, ya gak? gak ada yang tahu kelanjutan hidup kita di detik selanjutnya.
balik lagi tentang nelayan. Kebayang gak
sih, kalo misalkan dengan jumlah nelayan sebanyak itu, kalau pemerintah lebih
mengembangkan potensi maritim, maka kemiskinan di Indonesia akan berkurang
secara drastis. Gimana caranya? Sederhana saja, Turun langsung ke daerah pesisir,
jangan pakai perantara kemudian catat masalah di wilayah tersebut. Misalnya di
daerah A sanitasi masih buruk, air bersih sulit didapat, perahu nelayan tidak
layak untuk dioperasikan, tempat pembuangan sampah tidak layak, keberadaan
sekolah, pasar dan bahan bakar untuk nelayan apakah sudah tersedia, kemudian
fasilitasi agar mereka dapat berkembang. Coba ya daripada di kota dibangun mall
melulu, mending pemerintah mengajak pihak swasta yang sering bangun mall buat "membangun" di bidang
kemaritiman. Kayaknya keren.
Menurut pikiran
saya, coba pemerintah bisa membaca potensi wisata bahari di wilayah
masing-masing. Ada pulau keren diseberang, pasirnya putih, terumbu karangnya
indah, banyak ikannya, jadikan dong tempat wisata, promosiin, tapi sebelumnya
transportasi dengan standar keamanan yang mumpuni, penginapan serta perawatan
tempat wisata harus diperhatikan sehingga banyak orang yang tertarik untuk
datang ke pulau tersebut. Kalau sudah begitu, semua orang yang sudah
mengunjungi pulau tersebut akan sukarela menjadi markom untuk mempromosikan
keindahan pulau/pesisir pantai, gak perlu buzzer bayaran. Apalagi sekarang
jaman makin narsis, makan somay aja di foto lalu di upload di instagram,
apalagi kalau liburan keren di pulau? Yakin, ini cara sederhana buat memajukan
potensi bahari di Indonesia. Menurutku ya CMIIW.
Kemudian, wisata
mancing yang sampai saat ini belum juga dilirik oleh pemerintah. Di Malaysia,
ada sebuah wisata mancing di laut dan banyak banget peminatnya, baik dari
kalangan lokal maupun internasional. Coba deh Indonesia bikin juga, pasti
keren. Anambas, pulau kecil yang ada di kepulauan Riau adalah wilayah penghasil
ikan yang sangat besar, kalau lagi musim panen, orang-orang pada bingung mau diapain lagi
tuh ikan tongkol saking banyaknya. Menurut saya, dengan potensi sekeren itu,
seharusnya Anambas bisa mengekspor sebagian dari hasil lautnya kepada negara
lain, selain ikannya gak mubadzir, ini bisa menghasilkan income yang tidak
sedikit. Tapi sebelumnya perbaikin dulu transportasi laut buat kegiatan ekspornya hehe. Sebenernya masih banyak sih yang saya
dapatkan, tapi ya ini dululah...
Mulai 20 oktober kemarin, saya agak sedikit lega. Berhubung presiden kita,
pak Jokowi akan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, saya ada sedikit
harapan untuk kemajuan wilayah pesisir di Indonesia. Apalagi dengan adanya
menteri baru yang keren-keren, pasti mereka akan bersinergi untuk bisa mewujudkan
cita-cita kita semua. Cieh hahaha. Tapi bener lho ini..saya ada harapan besar
untuk pemerintahan kali ini. Pemerintahan yang kayaknya bakal punya banyak
kejutan. Semoga kejutan yang baik.
Laut itu indah,
banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada lautan biru disana. Andaikan
mereka diperhatikan, tentu mereka akan sejahtera. http://instagram.com/p/tfU1byG9UG/
Komentar
Posting Komentar